Pages

Kamis, 11 Juli 2013

(Review) Pillow Talk by Christian Simamora


nasib Pillow Talk, akibat ulah tikus jahanam .. :((


Judul               :  Pillow Talk
Pengarang       :  Christian Simamora
Penerbit          :  Gagas Media
Tebal              :  459 halaman
ISBN             :   978-979-78-0393-3





Sebenarnya ini bukan buku baru bagi saya. Kalau ngga salah ingat, buku ini saya beli sekitar akhir tahun 2009, yang waktu itu berlangsung grand opening salah satu the biggest book store in town di mall Grand Indonesia. Maklum, kalo lagi diskon, naluri buat borong buku nya gede banget, hehehehe....

Secara ga sengaja juga, buku ini ketemu lagi, setelah sekian lama hilang dari pandangan mata. Tepatnya, Sabtu, 6juli2013, lalu, saya berkunjung ke rumah orang tua, sambil iseng lihat buku-buku yang sudah lama dianggurin, eehh nemu deh buku ini. Awalnya sempat kesal, karena bagian bawahnya ternyata dipipisin sama tikus. Justru itulah yang bikin saya penasaran baca bukunya sebelum bukunya jadi makin parah rusaknya.



tumpukan buku yang harus segera pindah lemari

Well, kita bahas dulu dari cover nya.



Pillow Talks, dengan cover yang sederhana, tapi cukup mampu menarik perhatian saya waktu itu. Ya, khas dari penerbit Gagas Media memang selalu menerbitkan buku-buku dengan cover selalu yang eye catchy.

Sekarang isinya.

Buku ini bercerita tentang bagaimana persahabatan berubah menjadi cinta. Standard memang.
Bahasanya sangat ringan, konflik nya juga ringan banget. Seperti kebanyakan cerita nyata juga, kalau terkadang, persahabatan bisa berubah menjadi cinta sepasang kekasih. Begitu juga yang dialami oleh Jo dan Emi (tokoh utama dalam novel ini). Ternyata mereka telah memendam rasa suka, sejak dulu mereka masih sama-sama duduk di bangku sekolah. Sampai akhirnya mereka tumbuh dewasa, rasa itu ga hilang dari mereka. Kedekatan mereka yang boleh dibilang kadang menjadi batu sandungan bagi pasangan masing-masing. Oiya, mereka sendiri sebenarnya memiliki pasangan loh. Namun jauh di lubuk hati Jo dan Emi, sebenarnya merka saling cemburu terhadap pasangan masing-masing.

Buku ini bercerita sangat simpel dan sederhana. Penuturan bahasa nya pun sangat sederhana. Mungkin inilah buku yang durasinya paling cepat saya baca, sampai halaman terkahirnya.  Ga butuh sehari looh. Mungkin karena cerita dan bahasanya yang simple. Sebenarnya dari awal, saya sudah bisa menduga bagaimana akhir dari kisah Jo dan Emi. Hanya saya penasaran, seperti apa, konflik yang terjadi diantara mereka, jadi saya lahap habis semua lembarannya.

Penuturannya juga sangat simple. Di beberapa bab, ada terselip sedikit bagian sex. Hanya sedikit memang. Dan ada satu bagian yang lost, di kala Emi datang untuk dikenalkan dengan ibunya Dimas, sebagai calon istri, tapi ternyata, ibunya Dimas memiliki wanita lain, sebagai calon istri anaknya kelak. Saat itu, Emi merasa hancur, dia menghubungi Jo, yang sedang pedekate dengan Feli, sepupu Ajeng (teman dan rekan Emi), setelah itu lost aja gitu. Apa yang Jo katakan pada Emi saat itu, jadi seolah di skip. Karena pemaparan setelahnya, justru tentang bagaimana Emi memiliki hubungan One Night Stand dengan pria yang belum dikenalnya. Sangat tidak nyambung menurut saya. Ada beberapa bagian, yang seingat saya juga, seolah-olah ga nyambung dengan yang sebelumnya.

Karakter-karakter dalam novel ini juga,sangat simpel, tidak ada tokoh yang antagonis misalnya, yang menjadi pengganggu hubungan antara Jo dan Emi. Justru masalah timbul dari diri mereka sendiri. Sesuai dengan temanya yaitu novel dewasa, jadi terselip adegan-adegan dewasa juga di dalamnya. Ceritanya yang ringan mampu membuat saya ingin tau bagaimana kelanjutan kisahnya.

Sebagai buku Christian Simamora pertama yang saya baca, buku ini kurang sukses, membuat saya terkesan dan bilang woooww. Terlalu biasa. Perjalan persahabatan yang berubah menjadi perasaan cinta.

Sorry to say, tapi saya ga bisa kasih bintang banyak untuk rating buku bacaan saya, cukup 2.5 bintang aja kali ini.

But eniwey, itu penilaian secara subjectif yaa. Mungkin ada yang suka juga cerita di dalam buku ini. Karena ini semua hanyalah masalah selera. Hehehehe...


See you,

Els


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Subscribe to our newsletter