Walaupun,
butuh waktu sekitar 2 mingguan buat baca sampe habis, bukannya kenapa2
sebenarnya, tapi karna belakangan ini,
kerjaan di kantor sangat amat mebludak, jadi baca nya pun nyicil2
seiprit, itu pun terkadang nyolong waktu baca, saat pupup, (hihihihi,
maaf ya agak vulgar). Tapi beneran loh, tempat nyaman untuk baca kali
ini adalah di toilet kantor ku, tempat nya bersih,
trus tenang bgt (waktu yang ku pilih juga memang pada saat sepi), dan
ga jorok dan ga bau seperti yang ada di bayangan kalian. Dan pada saat
baca di toilet, halaman yang habis kubaca juga, juga banyak, heheheh,
lumayan banget kaan... :-)
Well
eniwey, pertama dapat referensi buku ini, secara ga sengaja, lihat di
social media (lagi-lagi twitter), tentang
buku ini, kalau ngga salah, saat @gramedia-online posting, kalau cover
terbarunya sudah keluar, ya pokoknya semacam gitu deh. Langsung dong,
naluri sebagai pemburu buku ku tergerak dan menurut ku ga perlu di
ragukan lagi, kalau tulisan Mitch Albom sudah pasti
layak untuk dinikmati. Dan langsung lah, meluncur ke toko buku Gramedia
Matraman, bawa pulang si For One More Day. Senaanggg… tapi ya gitu,
belinya kapan, baca nya kapan (bad habit) Mungkin emang ini udah
terlambat yaa, secara buku yang ini udah masuk cetakan
ke-3, tapi gapapalah, daripada ga sama sekali.
Sekarang, mari kita bahas sedikit tentang content ceritanya.
Dilihat
dari cover (ed. paling baru), covernya menceritakan banyak hal, seorang
anak yang sedang bermain2 kecil dengan
ibunya. Saat itu aku langsung menilai, pasti ceritanya bagus dan pasti
sedih juga, karena biasanya kisah tentang seorang ibu pasti bisa
membuatku meneteskan airmata. Dan benar terjadi sodara-sodaraaa….
Ditengah2 jam kerja sambil nyolong-nyolong membaca, air
mata itu pun mengalir sangat derasnya. *agak lebay sedikit, eh tapi
bener loh, nangis beneran.
Pernahkah
kalian kehilangan orang yang sangat kalian sayangi ? Pernahkah kalian
ingin bisa bertemu kembali dengan orang
tersebut, bercakap-cakap dengannya, menjalani suatu cerita bersama ?
Pernahkah kalian berharap mendapatkan satu waktu lagi kesempatan untuk
memperbaiki segalanya, memperbaiki hubunganmu dengannnya, memperbaiki
keadaan saat kalian masih bersama, sehingga penyesalan
itu tidak akan pernah terjadi? Aku pernah. Sangat pernah. Tepat sekali
membaca buku ini, menjelang 2 tahun kepergian ibunda ku. Dan harapan
tadi adalah suatu harapan yang terjadi juga padaku, dan Charles Bonetto
sangat beruntung, karena ia bisa menikmati 1
hari yang sangat berharga, dengan ibunya, di saat sang ibu sudah tidak
ada lagi di dunia.
Pertemuan
kembali dengan sang ibu, yang sempat membuat Chick merasa heran dan
bingung, karena ibunya telah meninggal,
tetapi mereka bisa bercakap-cakap, melewati satu hari bersama. Tanpa
disadari, Chick diajak oleh sang ibu, untuk melewati 3 perhentian,
dimana Chick mendapatkan banyak pelajaran yang sangat berharga, yang
berhubungan dengan kehidupan, keluarga, dan hubungan
dengan sesama. Terlebih lagi, Chick lambat laun mengenal sang ibu (yang
mungkin sudah terlamabat bagi Chick untuk meminta maaf kepada ibunya,
karena selama sang ibu masih hidup, Chick lebih memilih untuk “membela”
sang ayah). Ayah dan ibu Chick, telah berpisah
saat Chick dan adiknya Roberta masih sangat kecil. Dan Chick selalu
merasa kalau ibunya adalah penyebab perpecahan ini. Dia merasa risih dan
terganggu, dan mungkin juga merasa malu, karena status ibunya yang
sudah janda.
Dengan
menggunakan alur yang cepat, dan merupakan pemaparan gaya campuran, aku dibawa ke
masa lalu Chick. Pembaca disuguhkan,
bagaimana Chick yang tidak membela sang ibu, bahkan ada satu waktu dia
lebih membela sang ayah. Pelajaran-pelajaran berharga banyak sekali di
sampaikan oleh ibu Chick, dalam perhentian-perhentian perjalanan mereka.
Dengan bahasa yang ringan, mudah dimengerti,
membuat pembaca (khususnya saya ya), terbawa dalam alur cerita,
terhanyut kedalamnya, sehingga bisa lebih mudah menikmati setiap adegan
dan juga plot nya.
Banyak
petikan-petikan yang bisa membuat kita tersadar, bagaimana perjuangan
seorang ibu, dalam memperjuangkan hidup,
terlebih untuk anak-anaknya. Ibu Chick yang memilih untuk tidak menikah
lagi, lebih memilih untuk mempersembahkan hidup dan kehidupannya, hanya
untuk keberhasilan anak-anaknya, rela bekerja apa saja, demi
kelangsungan hidupnya dan juga anaknya.
Membuat aku, seolah tertampar, saat ibu Chick bilang, kalau terkadang anak menganggap diri mereka dalah beban, padahal
bagi mereka, orangtua, anak merupakan jawaban sebuah doa (pg. 92). Wiiiiihhhhh…..
Kisah
ketika Chick tidak membela ibunya, saat-saat ketika ibu nya membela
Chick. Mungkin bisa direfleksikan ke kehidupan
kita saat ini. Sangat tidak seimbang, menyedihkan. Dimana anak-anak
terlalu banyak berharap dari satu orang tua, dan memandang yang satu
lagi lebih rendah standarnya. (pg.44) .
Saat
anak mengecewakan orang tua, sama seperti Chick yang meninggalkan
bangku kuliah demi bisbol (lagi-lagi itu merupakan
obsesi ayahnya), si ibu hanya bisa bisa berpesan : “kembali menjalani
apa yang pernah kautinggalkan, itu lebih sulit daripada yang kau kira.”
(page 163) Wiiiiihhhhhh….. *lagi.
Dan satu quote, yah aku anggap perkataan tersebut adalah quote, yaitu :
“kalau seseorang berada dalam hatimu, mereka tidak pernah benar-benar pergi. Mereka bisa kembali padamu, bahkan pada
waktu-waktu yang tak terduga.” (ada di page 178, baris paling bawah)
Ya, dan aku pun sangat setuju itu, sangat setuju.
Dan
seperti biasa, buku karangan Mitch Albom, dari beberapa buku yang telah
kubaca, sarat dengan pesan-pesan moral,
tentang pesan kehidupan. Buku ini bisa membuat pembaca, merefleksikan
diri Chick Benetto, ke dalam diri nya, pelan-pelan mengikuti kisahnya.
Mungkin banyak dari kita yang mempunyai penilaian yang salah terhadap
orangtua. Tetapi, berbahagialah mereka yang masih
bisa merasakan kasih seorang ibu, yang masih bisa melewati hari hingga
saat ibu kita tua nanti nya, karena waktu tidak dapat kita ulang
kembali.Hehehehe, jadi sok menggurui yaahh….
Setiap
kisah pasti memiliki cerita, demikian juga Chick Benetto dan ibunya.
Kadang ceritanya sederhana dan kadang keras
menghancurkan hati. Tapi dibalik semua ceritamu, terdapat cerita ibumu,
karena ceritanya adalah awal dimulainya cerita mu. (page 241)
Dan akhir kata, aku harus kasih 5 bintang untuk For One More Day…. Yeaayyyyy….
Layaakkk booo….
Ringan, menyentuh, sarat dengan pesan kehidupan, cerita nya pun segar, dan tampak seperti nyata.
Selamat menikmati karya Mitch Albom ini temaaannss…. ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar