Pages

Selasa, 25 Juni 2013

For One More Day by author Mitch Albom

 Buku karangan Mitch Albom ini akhirnya bisa aku selesaikan sampai halaman terakhir… yipiiieee… 
Walaupun, butuh waktu sekitar 2 mingguan buat baca sampe habis, bukannya kenapa2 sebenarnya, tapi karna belakangan ini, kerjaan di kantor sangat amat mebludak, jadi baca nya pun nyicil2 seiprit, itu pun terkadang nyolong waktu baca, saat pupup, (hihihihi, maaf ya agak vulgar). Tapi beneran loh, tempat nyaman untuk baca kali ini adalah di toilet kantor ku, tempat nya bersih, trus tenang bgt (waktu yang ku pilih juga memang pada saat sepi), dan ga jorok dan ga bau seperti yang ada di bayangan kalian. Dan pada saat baca di toilet, halaman yang habis kubaca juga, juga banyak, heheheh, lumayan banget kaan... :-)

Well eniwey, pertama dapat referensi buku ini, secara ga sengaja, lihat di social media (lagi-lagi twitter), tentang buku ini, kalau ngga salah, saat @gramedia-online posting, kalau cover terbarunya sudah keluar, ya pokoknya semacam gitu deh. Langsung dong, naluri sebagai pemburu buku ku tergerak dan menurut ku ga perlu di ragukan lagi, kalau tulisan Mitch Albom sudah pasti layak untuk dinikmati. Dan langsung lah, meluncur ke toko buku Gramedia Matraman, bawa pulang si For One More Day. Senaanggg… tapi ya gitu, belinya kapan, baca nya kapan (bad habit) Mungkin emang ini udah terlambat yaa, secara buku yang ini udah masuk cetakan ke-3, tapi gapapalah, daripada ga sama sekali.

Sekarang, mari kita bahas sedikit tentang content ceritanya.

Dilihat dari cover (ed. paling baru), covernya menceritakan banyak hal, seorang anak yang sedang bermain2 kecil dengan ibunya. Saat itu aku langsung menilai, pasti ceritanya bagus dan pasti sedih juga, karena biasanya kisah tentang seorang ibu pasti bisa membuatku meneteskan airmata. Dan benar terjadi sodara-sodaraaa…. Ditengah2 jam kerja sambil nyolong-nyolong membaca, air mata itu pun mengalir sangat derasnya. *agak lebay sedikit, eh tapi bener loh, nangis beneran.

Pernahkah kalian kehilangan orang yang sangat kalian sayangi ? Pernahkah kalian ingin bisa bertemu kembali dengan orang tersebut, bercakap-cakap dengannya, menjalani suatu cerita bersama ? Pernahkah kalian berharap mendapatkan satu waktu lagi kesempatan untuk memperbaiki segalanya, memperbaiki hubunganmu dengannnya, memperbaiki keadaan saat kalian masih bersama, sehingga penyesalan itu tidak akan pernah terjadi? Aku pernah. Sangat pernah. Tepat sekali membaca buku ini, menjelang 2 tahun kepergian ibunda ku. Dan harapan tadi adalah suatu harapan yang terjadi juga padaku, dan Charles Bonetto sangat beruntung, karena ia bisa menikmati 1 hari yang sangat berharga, dengan ibunya, di saat sang ibu sudah tidak ada lagi di dunia.

Bermula dari kisah Charley Benetto (Chick), yang mengalami kegagalan dan hancur sepeninggal kematian ibunya. Dikisahkan, Chick menjadi senang mabuk, mengalami depresi, hingga dia tidak diikut sertakan dalam acara pernikahan anaknya. Hal tersebut membuatnya hancur, sehingga Chick berniat untuk mengakhiri hidupnya. Hingga dia berniat untuk kembali ke rumah masa kecilnya di Pepperville Beach. Dari sinilah kisah ini bermula.
 
Pertemuan kembali dengan sang ibu, yang sempat membuat Chick merasa heran dan bingung, karena ibunya telah meninggal, tetapi mereka bisa bercakap-cakap, melewati satu hari bersama. Tanpa disadari, Chick diajak oleh sang ibu, untuk melewati 3 perhentian, dimana Chick mendapatkan banyak pelajaran yang sangat berharga, yang berhubungan dengan kehidupan, keluarga, dan hubungan dengan sesama. Terlebih lagi, Chick lambat laun mengenal sang ibu (yang mungkin sudah terlamabat bagi Chick untuk meminta maaf kepada ibunya, karena selama sang ibu masih hidup, Chick lebih memilih untuk “membela” sang ayah). Ayah dan ibu Chick, telah berpisah saat Chick dan adiknya Roberta masih sangat kecil. Dan Chick selalu merasa kalau ibunya adalah penyebab perpecahan ini. Dia merasa risih dan terganggu, dan mungkin juga merasa malu, karena status ibunya yang sudah janda. 

Dengan menggunakan alur yang cepat, dan merupakan pemaparan gaya campuran, aku dibawa ke masa lalu Chick. Pembaca disuguhkan, bagaimana Chick yang tidak membela sang ibu, bahkan ada satu waktu dia lebih membela sang ayah. Pelajaran-pelajaran berharga banyak sekali di sampaikan oleh ibu Chick, dalam perhentian-perhentian perjalanan mereka. Dengan bahasa yang ringan, mudah dimengerti, membuat pembaca (khususnya saya ya), terbawa dalam alur cerita, terhanyut kedalamnya, sehingga bisa lebih mudah menikmati setiap adegan dan juga plot nya.

Banyak petikan-petikan yang bisa membuat kita tersadar, bagaimana perjuangan seorang ibu, dalam memperjuangkan hidup, terlebih untuk anak-anaknya. Ibu Chick yang memilih untuk tidak menikah lagi, lebih memilih untuk mempersembahkan hidup dan kehidupannya, hanya untuk keberhasilan anak-anaknya, rela bekerja apa saja, demi kelangsungan hidupnya dan juga anaknya. 

Membuat aku, seolah tertampar, saat ibu Chick bilang, kalau terkadang anak menganggap diri mereka dalah beban, padahal bagi mereka, orangtua, anak merupakan jawaban sebuah doa (pg. 92). Wiiiiihhhhh…..

Kisah ketika  Chick tidak membela ibunya, saat-saat ketika ibu nya membela Chick. Mungkin bisa direfleksikan ke kehidupan kita saat ini. Sangat tidak seimbang, menyedihkan. Dimana anak-anak terlalu banyak berharap dari satu orang tua, dan memandang yang satu lagi lebih rendah standarnya. (pg.44) .

Saat anak mengecewakan orang tua, sama seperti Chick yang meninggalkan bangku kuliah demi bisbol (lagi-lagi itu merupakan obsesi ayahnya), si ibu hanya bisa bisa berpesan : “kembali menjalani apa yang pernah kautinggalkan, itu lebih sulit daripada yang kau kira.” (page 163) Wiiiiihhhhhh….. *lagi. 

Dan satu quote, yah aku anggap perkataan tersebut adalah quote, yaitu :

“kalau seseorang berada dalam hatimu, mereka tidak pernah benar-benar pergi. Mereka bisa kembali padamu, bahkan pada waktu-waktu yang tak terduga.” (ada di page 178, baris paling bawah)

Ya, dan aku pun sangat setuju itu, sangat setuju.

Dan seperti biasa, buku karangan Mitch Albom, dari beberapa buku yang telah kubaca, sarat dengan pesan-pesan moral, tentang pesan kehidupan. Buku ini bisa membuat pembaca, merefleksikan diri Chick Benetto, ke dalam diri nya, pelan-pelan mengikuti kisahnya. Mungkin banyak dari kita yang mempunyai penilaian yang salah terhadap orangtua. Tetapi, berbahagialah mereka yang masih bisa merasakan kasih seorang ibu, yang masih bisa melewati hari hingga saat ibu kita tua nanti nya, karena waktu tidak dapat kita ulang kembali.Hehehehe, jadi sok menggurui yaahh….  

Setiap kisah pasti memiliki cerita, demikian juga Chick Benetto dan ibunya. Kadang ceritanya sederhana dan kadang keras menghancurkan hati. Tapi dibalik semua ceritamu, terdapat cerita ibumu, karena ceritanya adalah awal dimulainya cerita mu. (page 241)

Dan akhir kata, aku harus kasih 5 bintang untuk For One More Day…. Yeaayyyyy….

Layaakkk booo….

Ringan, menyentuh, sarat dengan pesan kehidupan, cerita nya pun segar, dan tampak seperti nyata.

Selamat menikmati karya Mitch Albom ini temaaannss…. ^^

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Subscribe to our newsletter